Melihat Hidup

Tidak semua yang mengembara itu tersesat.


Setelah sekian lama hiatus

Akhirnya memutuskan untuk menulis lagi!

Processed with VSCO with m3 preset

Ya, setelah sekian lama sibuk sama pikiran sendiri, akhirnya tersadar (kembali) bahwa itu semua ga akan mengubah apapun.

Jadi, sekarang saya berdomisili di DKI Jakarta, sedih harus meninggalkan Aceh untuk sementara waktu setelah bertahun-tahun disana; diantara manusia, hutan dan laut. Setelah aktif di ranah konservasi alam dan peningkatan ekonomi masyarakat, tahun 2015 lalu saya lanjut sekolah dengan dana beasiswa. Menariknya, justru selama sekolah di luar inilah pertempuran batin terjadi. Diskusi-diskusi aktif, lecture series, summer school, dan observasi membuat saya untuk berpikir ulang; apa saya benar-benar sudah menuju jalan yang benar? Apakah saya sudah melihat masalah dari segala sisi dan mencari alternatif yang paling mungkin?

Processed with VSCO with a6 preset

Dan kini, saya memutuskan untuk menjadi peneliti di sebuah lembaga think tank, demi mengasah keterampilan saya dalam melihat perkara hidup lebih seimbang. Isunya tentu ga jauh-jauh dari apa yang saya pahami (lingkungan, transformasi ekonomi, dan sosial -gimana caranya agar ini bisa seimbang). Selain itu juga ingin mengetahui lebih dalam bagaimana sebuah kebijakan negara/daerah dibuat dan (alasan utamanya) ingin agar kedepannya kebijakan negara/daerah selalu dilandaskan pada bukti-bukti nyata.

Sepintas mungkin terdengar naif ya?. Tentu, saya tidak dapat menampik ada peran ‘pihak-pihak lain’ yang juga ‘ikut bermain’.

“Ah, negara udah kacau balau gini, kekacauan dimana-mana, mau ngapain? evidance-based policy? mimpi!”

Processed with VSCO with a6 preset

Yak, begitulah sentimen-sentimen akan terus terjadi. Dunia memang seperti itu. Baik atau buruk, apapun yang kita lakukan akan tetap menimbulkan sentimen pada orang-orang lain. Tapi jika sentimen itu terjadi, apakah kita harus mundur dan berhenti? Tidak. Tidak boleh. Jika memang ada yang skeptis terhadap negara, maka yang harus kita tawarkan adalah solusi alternatif. Bagaimana caranya?

Melalui percepatan penyebaran pengetahuan hingga mendorong kebijakan yang berlandaskan pengetahuan (global dan lokal) bukan naluri saja. Itu sudah!

Semoga apa yang saya putuskan ini, dikemudian hari dapat membawa hal yang baik untuk Aceh. Walau raga di Jakarta, tapi hati masih di Aceh. Selalu.

Ps. GetAceh tetap ada, dan selamanya akan tetap ada.



2 responses to “Setelah sekian lama hiatus”

  1. Teman GetAceh Avatar
    Teman GetAceh

    Selalu ada jalan untuk mereka yang mencari jawaban dari keraguan

Leave a comment